Puisi Muhammad Arifin (Warta USM No. 01 I Vol. 18 I Maret 2017)




MENGENANG WAKTU

Hujan, aku mencintaimu
Meski ada sakit di ransel waktu
Dimana-mana aku duduk sendiri


Dan, aku menyisakan kenangan 

Bukan malam yang hilang kataku.
Ada tangis mempercepat lajuku


Kuingin hujan. Renyai puisi ini menjadi saksi

Dikota, masih saja wajahku 
mengantri mengisi formulir-formulir keabadian.
Hujan, biar kisah ini tidak sembunyi di wajahku.
Ya, bukan karena mati di sisa kopi ini. 
Langkah masih saja kusulam 
dan kemarilah mencuci harapanHujan,
 mari mengenang.31, Januari 2017


Komentar

Postingan Populer