TANGISAN ALAM PERTIWI (PUISI)

TANGISAN ALAM PERTIWI
Sebentar saja kulihat matahari memuncak di atas ubun yang luka
Terik kucur peluh meriak di tepi-tepi gardu
Selepas udara menyihir dalam bara
Ada tangisan para pendoa
Hutan-hutan hilang kendali
Sabuk dan nafasnya tersedu
Dedaunan menjelma debu melayang bak anai-anai
Para perusak udara menanam bangga
Tiada rasa cemas dalam nuraninya
Sakral buta
Hujan menangis di kaki sabana yang gersang
Nestapa menghunjam roda-roda kuda
Kala sebelumnya bermimpi
Tinggal darah dan kering kerontang di sapu zaman penindasan
Tenggelam kehausan.
Domas, 19 Juni 2016.

Komentar

Postingan Populer