ANTARA MUSIM DAN CINTA (Puisi)

ANTARA MUSIM DAN CINTA
Terakhir kumelihatmu di pelataran biasa
Kau mengayunkan senyum mistikmu pada dara-dara bercumbu
Entah,
Musim dan hari masihlah berteman
siang ini matahari begitu gagah
Lepaskan amarah garangnya
Dalam mimpi terkoyak
Begitu jalangnya
Sambil menahan dekap angin di sebelah pohon tua berjaket tebal
melihat angin
Melihat bayi menangis kecil
Apakah ini dua musim yang bertrmu?
Melepuh
Retak di dalam rumunan doa senja
Selepas itu menjelang hilang
Padam!
Mranggen, 02 Mei 2016.

Komentar

Postingan Populer