PUISI-PUISI SEDERHANA MARET- APRIL 2017

                                           https://id.pinterest.com/pin/499055202431887289/




SABDA KATA
aku kembali disudut gubuk
sunyi menertawakan duka
pohon rindang menyetubuhi halusinasi
abadi bukanlah jam-jam dinding
ia adalah putaran alam
memburu kita untuk mengalir
menembus serupa runcing
dalam media doa
tuhan datang kembali
menjatuhkan bulir puisi
dibuku kusam
tinta selalu menagis
dari matalah degup bertengkar
dari sukma tubuh terbakar
kembang ditaman tumbuh
sebagai doa penutup hujan.
Semarang, 26 April 2017
Muhamad Arifin

DI MA
putri kayangan
duduk melepas senyum
selepas senja yang anggun
betapapaun
kau, adalah dewi malam!
m.a
24 April 2017.

IBU BUMI
ibu bumi melahirkan
ibu bumi membesarkan
ibu bumi menafkahi
ibu bumi mengasihi
jaga jiwa
jawa raga
penuh cinta
agar hijau
sepanjang masa.
.
22-23 April 2017.
SARUNG SANTRI
--anw
mencatat kembali
tumbuhan di kakiku
juga semilir imajiku
menyentuh aspal puisi
ini negeri seribu peci
putih melati memaknai
kitab-kitab arabi
juga wejangan kiai
tak usah sunyi
jadikan sudut taman
menjadi singgahan doa abadi
catat dan ringkas
airmata tertimbun
kerlip buyar pecah
bahwa sarung ditubuhmu
aroma kisah wajah surgawi.
(Mranggen, 23 April 2017, Muhamad Arifin)

MERAWAT TAMAN RINDU
: untuk e-m-d-e
merawat rindu seperti menjaga tanaman,
setiap hari perlu kasihi
juga menyediakan pupuk
dan ingatan yang tumbuh dalam doa
susahnya melupa lirikan tajam rasa itu
senantiasa aku adalah udara berapi
menyublim sejarah kisah hidupmu
dengan rapalan sajak
yang ku hidangkan dengan nada romansa
kau takkan pernah sepi dalam tidur
disisi waktu, tubuhmu melayang di pagar pintumu
memuntahkan kata demi makna
keutuhan rindu untuk bertamasya sejenak
kau kadang iseng dengan jarimu
dan melipat matamu
bagiku mencatatmu adalah ibadah
biar usia menghilang, tetaplah mengarang.
(Semarang, 23 April 2017, Muhamad Arifin)

PERCAKAPAN KECIL DALAM KUBUR
ada apa dalam kuburmu
tanah melepas tandus
mengucur bibit api
orang semedi dalam udara
aku berkelana di tubuhmu
kematian itu, lagi ternyata
malaikat jibril membuka pintu
perlahan keluarlah sepotong cuaca
seketika itu
bunyi ngeri menjilati tubuh
perlahan dengan rangsang
dekapan dingin mengunci
merakit puisi untuk bekal
masih resah dalam sunyinya
dalam kubur, tanpa lampu
sendiri, tanah menusuk airmata
surga dan neraka masihlah jauh
percakapan pendek telah usai
malaikat kembali ke langit
ia menghitung airmata
yang membanjiri ladang kuburnya
Semarang, 22 April 2017.


RESTU CINTA
cukuplah sebagi doa
untuk menjemputmu;
ketika pelukan malam datang
sebatas ruang kita
menjadi taman aksara
engkau asik memutar-mutar bukumu
sedang aku tidur
memecahkan kematian kota
katamu; pergilah kanda
tugasmu belum usai
semoga taman yang kita pinta
menjadi media cinta kita.
2/4/2017


 TELEGRAM RINDU
kutanami hatiku dengan api
dimana rasa adalah obat cintamu
sekali rinduku terkembang
lautan membelah senyum indahmu;
hingga, burung-burung iri
ketika aku dan kamu bercanda
di tengah ombak raksasa
Aku mencintaimu!
Semarang, 03 April 2017


SUARA RAHASIA
sebatas jarak dalam suara
kau dan aku tercipta jauh
dalam enigma stanza kau menjelma
pelangi kecil diatas ubun muda ku
aku dan kamu saling tukar cerita
ketika kau lari diatas bumi
detak degup membuncah debar
kau adalah udara
kayuhamu adalah mutiara
adalah waktu yang kau tanam
dan lekaslah pulang
jika hari ini tentu akan menjadi
pertemuan kita
dalam daki penuh
aku berbicara pada tuhan
tentang usapan penuh sayang.
Semarang, 3 Maret 2017


 PADA SEBUAH PUISI
satu malam kita mengatakan;
tentang susunan kegelisahan
diluar orkestra gaduh kehilangan sunyi
dirimu kembali memercikan lagu puisi
di otak penuh catatan

tak biasanya kau datang--
memburu ilalang di taman
dimana pelataran luka
:kasih adalah ingatan
kau telah memaksaku untuk masuk
ke kota bunga katamu.
menunggu bisu
untuk merakit senyum
umur kita tak mampu dibedakan
untuk merawat ikatan bunga-bunga
perahu dimatamu--
menjelma mercusuar
memanggil penuh dingin
sementara senja termangu
membunuh pulang
sebelum perpisahan tiba
dari bilik kenangan
melambai selamat tinggal
diantara sajak yang kita bina
adalah harapan panjang--
sekalipun aku mati
catat kembali puisi-puisi suci
--kini yang mampu menafsirkan rindu adalah waktu
petualangan diam bagimu; doa yang abadi.--
(Semarang, 3 Maret 2017 / Muhamad Arifin

 MIMPI DINDA
dinda, dimatamu menjelma arca
tempat orang didesa memahat cinta
begitupun dinda, doa ibarat anak panah
yang mereka bina sejak bayi
namun di dalam ruang
mata mu terbunuh
angin menyamar suara anjing
diatas bukit yang jauh
hujan mulai berhamburan
delima dihati; membara
kecamuk waktu adalah tanda dinda
ajari aku melukis matahari
dan puisi-puisi
biarkan hatiku kembara
diatas luka yang hina
dinda, berilah sepotong bunga
sebagai teman di taman kematian.
Semarang, 05 Maret 2017


 STUDY BANDING
Singgah ke Jogjakarta
melihat wajah-wajah baru
berguru dengan jalan
dan keadaan ini negeri
tak akan padam
UNY-UII
2017


 SELAMAT MERAYAKAN WAKTU
keluarlah sebentar dik
atau sesekali memanah kutub itu
dan janganlah lupa;
sampaikan kebajikan
sungguh indah dik,
jika hal kecil itu kau asmarakan
begitupun waktu
berkisah pada jam kamarmu
tak tumbuh kantuk
tak perlu ragu
karena bayangmu
bercumbu dengan ikhtiarmu
Jogjakarta, 06 Maret 2017


 MENULIS KEMATIAN
sebelum makan tiba
sudah kuracik insiden sajak
didalam riwayat buku harian
dan masih saja kusimpan
arwah kata di jendela
juga dinding kamar
diluar daun jatuh
bersama aliran doa
pada ruang yang sempit
tak kusadar ada yang memanggil
"kemarilah, ajak aku menulis!"
kuketakkan aliran kata
dari dinding imajiku
berbekal cerita kanak-kanak
kupilih kematian
tiba-tiba ia mengeryitkan hati
kembali merajut duka
"aku takut, aku takut!"
kemudian ia hilang
dan pukul empat
fajar mnyentuh dingin
aku pulang
membawa oleh-oleh kematian
dan perawan penuh doa.
Jogjakarta, 6 April 2017.


BUNG HATTA
Bung, ajari aku
untuk mengubah dunia
dengan tangan dan otakku
serta kakiku.
UII, 06 April 2017


biarku jadi angin saja
yang perlahan menyetuh sunyimu
dan kukatakan;
bahwa kerinduan adalah doa suci untukmu.
2017


untuk emde yang kutulis ditanahmu sesal yang hilang akar-akar tumbuh menjadi hatimu menjengukmu dengan air gunung dibilik resah kutamai benih rindu dan catatan seperlunya biar matahari tak hilang kemudian datanglah hidungmu teriak lantang bagaimana kabar? baik-baik meski sakit tapi mengingatmu menjadi guru dan penyamun sunyiku diatas wajah puisi kurampas delima- murka kuterbitkan kembali sajak mencair untuk perayaan kecil dalam kerumunan orang dan secarik doa ku layarkan. 2017.

SAJAK DUA SATU APRIL
: m. arifin - R.A . kartini
aki berlari dari sunyi ke tepi
sakit berbisa kubawa pergi
bukan ketakutan yang aku hadapi
kabar duka mengalir diwajah manusia
di tahun yang panjang ini
sandang ruang kusandarkan
kelahiran penciptaanmu
adalah syukuran jalanku
semakin umurku tergilas
semakin warnaku memucat
semakin lisanku meludah
atas siapa jelmaan ini?
dua satu april adalah doaku
gerimis sholawat kekasihku
kecipak keringat memujimu
denting terbangan kaum santri
jadi puisi kramatku
tuhan, jika kekurangan umurku
menjadi baik dalam catatanMu
ijinkanlah kubisikan lentera sepanjang tahajudmu
rajab-Mu
Isra' mi'raj kekasihmu
adalah nikmat bagi kekuargaku
aku takut tuhan
jika hari-hari akhir ini
aku menjelma manusia lupa
diatas langit
dibawah bumi
aku memujimu
merindu kekasihmu
O, Muhammadku
terpejam mataku
doa dua satu April terbang
melintasi pohon-pohon
dan langit jum'at
tuhan,
bimbinglah aku.
(Semarang, 21 April 2017, Muhamad Arifin. )



RUANG
Biar kupegang api inisampai mekar mengakarsampai aku terbakardan kemungkinanada salju akan membunuhmu2017


DAUN MALAM
dan seperti malam
separuh mega yang hilang
memburu petak waktu
bertamu pada sunyi
menundukan paragraf lepas
dimanakah sebuah doa
menerjang lampu jalan
seolah kerlip matamu
memberi kajian puisi
dari buku-buku pelajaranmu
--demi mengenal air tak kan surut
untuk mencatat kegelisahan pada raut kepergian--
sampaikanlah malam
pada senyum yang kembali mengakar.
2017.


DIBALIK DOA DINDA
dari hatimu sampa jalan kampungmu
debu melompat dari celah matamu
begitu yang tertanam
doa dari sepuluh bianglala kusapa
gerimis muda menumbuhkan doa
di depan langgar kubisik
gairah manja pada tubuh rembulan
malam mencipta lelah
tak sedikitpun ruang yang hilang
memberi tarian puisi
jendela, gorden, melahirkan anak kata
doa kecil terbang
dipucuk bukit memejam kenangan
tak perlu takut terjun
sekali ujung adalah pinta
biarkan delima mengguncing
ia kan terkapar dan layat kebisun
oh, tuhan
demi jalan saksikan pengabdian.
Semarang, 11 April 2017.

 
ELEGI SEPANJANG MALAM
Aku ingin menulis puisi
di sepanjang usiamu
kusimpan dalam buku
meski mati nanti
tubuhku keliling dipohon kamboja
rapatkanlah doa sepanjang malam
aku ingin menulis puisi
tentang kesederhanan waktu
jalanan, sawah, gunung
bapak, ibu, tetangga
ia adalah rerimbun biru dalam sukmaku
biar aku menjumpa mati nanti
kemaslah bait-bait ini
dalam meja keluarga
kau tau, tentu..
kematian dan hilangnya kesadaran
dimuka bumi ini
sebagi pertanda
dunia bukanlah sesembahan
puisi ini selalu mengingatkan
perjumpaan kita di taman sekolah
dan di gang-gang berbau
tentu aku merindukanmu
aku ingin menulis puisi
dari tajamnya rasaku
jika aku mati
terbitkanlah dan taburkanlah
bunga-bunga dari airmatamu
membangunkanku
dan malaikat di kuburku
tersenyum
aku ingin menulis puisi
dari sebab dan akibat
dunia dan orang-orang
melacurkan bianglala dimana-mana
orkestra tuhan memulangkan
antara ganjaran dan siksaan.
(Semarang, 15 April 2017, Muhamad Arifin)


katamu demikian; mengusung hari-hari baru
dan mengabarkan musim semi
di sebuah taman penuh kumbang
o, dewi malam.


permata dalam qolbu
dalam ruang kau menjelma
bayang cinta
dan tiba-tiba gerimis mengucur
kubisik dalam diam
luruh dalam doa jaga malam.


yang ingin ku katakan padamu
adalah sisa kematian itu
kecamuk sunyi mengerang
di tubuh imaji lari kecil
sendiri sebelum matahari tiba.

dalam canda malammu
tawamu ramuan suci
juga bidadari bersimpuh cemburu
kaukah rindu itu?
sebelum dukamu mengalir
di aliran matamu
sendiri kugenggam puisi
dan benih doa untuk tuhan
padamu juga
rindu memecahkan cahaya

malam telah turun
orang-orang berdasi telah lamat
pandangnya
merogoh saku
membeli tubuh-tubuh penjaga malam
gincu dan bau parfum
meleleh
sementara setan berkuasa
atas kengerian zaman.

APRIL DALAM KENANGAN
Semoga doa-doa kalian semua o, saudara-saudaraku menjadi jalan menuju kesuksesan dan berkurangnya umur kita untuk lebih dekat dengan tuhan senantiasa 'eling'
Selamat Mensyukuri Kelahiran
April 2017




Komentar

Postingan Populer