Munajat Puisi

MUNAJAT PUISI
diranting sepi wajahmu berlari
debu yang menderu
kangen rinai embun yang suci
akhir bulan yang sepi
sajadah usang berkata-kata tentang tanah impian
kau semai bulir harap dari tuhanmu
terbitlah buku-buku usang
kemudian tinta itu rekat
kepada manusia yang membaca
puisi melukai gubuk yang sadis
kemudian dibak mandi ia mencuci
menjemur di samping rumah
kemanakah jejak jarum jam itu
yang lamat dekat
bermimpi dikening orang munajat
: dimanakah sunyi yang ku tanami di cakrawala?
Semarang, 28 Maret 2017.

Komentar

Postingan Populer