KISAH BULAN FEBRUARI



KISAH BULAN FEBRUARI

 M u h a m a d a r i f i n

Aku terlalu mengumpat rasa saikitku di kota Semarang, ya selepas acara tahlilan di Makam KH sholeh darat Bergota.  aku pulang naik montoran sesampainya dimasjid kulihat ada catton buds, diatas etalase kitab-kitab tua dan saat itu aku duduk  untuk mengorek telingaku mugkin penuh dengan watu kuping sehingga sore-sore ini kuping kananku sakit dan sekujur tubuhku pusing. Ini macam tanda apa dalam benakku dan orang-orang sangat sibuk atau aku yang tak berkata tentang kesakitan disini, aku melamun merapal sajak dan membaca koran koran pagi untuk sesekali menambah wawasan mengisi waktu luang libur kuliah yang semain lama tak kunjung masuk.           

Malamun seolah menjadi energiku untuk menepi, kenapa ya kuping ini bumbet sebelah dan sudah hampir satu minggu ini belum sembuh-sembuh juga, padahal aku kemarin berlari-lari naik montor sama dedy temen sekamarku di masjid untuk kuminta mengantar mengobatkan kesakitan ini. Kulihat satu persatu plang-plang di jalan setiap aku berhenti memasuki tidak bisa mengatasi aduh pikirku kemana-mana. Setelah itu ku tanapkan untuk pulang ke masjid untuk kembali membersihkan kewajiban sebagai takmir, malam-malam ada mas aziz kuminta untuk mengantarku berobat lagi. Sesampainya di apotik kulihat ada resep ini harga berapa mbak? Lima belas ribu mas. Lantas aku beli obat sakit telinga, sebelumnya aku juga sudah beli obat penangkal nyeri di telinga. Seharga enampulu lima ribu, mahal kataku. Tapi gak apa-apalah namnya saja berobat. Malem Minggu 18 Februari aku kembali beraktivitas membersihkan masjid guna acara besok Pengajian Komunitas Pecinta Sholeh Darat (Kopisoda) menampilkan Kiai In’am muzzahidin dari pondok pesantren nurul hidayah pedurungan, banyak hal yang dikaji tentangsholat ibadan sunnah dan hal-hal yang mendasari tentang peninggalan-peninggalan karya mba sholeh darat yag monumental sehingga menjadi tolak ukur peradaban bangsa ketika menghadapi sutau masalah yang janggal.
selepas itu aku beramai-ramai membantu membersihkan segala yang belum rapi. Setelah sholat dzuhur aku dan temen-temen fokmi mencuci karpet yang kotor-kotor, dengan wajah riang gembira aku mengangkatnya dan berjalan menuju depan Fakultas TIK. Maghrib menjelang kusiapkan adzan dan lantunan sholawat. Hatiku sejuk dan hal-hal berbau duniawi hilang. Dan disitulah rasa syukurku masih bisa menegadahkan kerinduan pada kekasih allah yaitu Rasulullah SAW. Tiba-tiba aku kembali teringat ibuku dirumah ketika pagi tadi beliau menelfonku ‘’ Piye kabamu nang?
sae alhamdulillah mak pangestune mawon’’. Ibuku menuangkan rasa haru ketika kemarin aku ceritakan sakit yang aku timpa. Rasa-rasa Greges,lemes ataukah ini gejala-gejala yang timbl dari diriku sendiri atau ini ujian dari allah. Kesendirian membuat ku bertanya akan makna sejuta hakikat kehidupan, yang sakit pasti ingin cepat sembuh, yang tidak sakit beroda semoga sehat terus. Ya Allah, jika ini ujian-Mu aku akan bersyukur , semoga ini menjad tanda kekurangan ibadahku supaya aku mampu menlunasinya. Aminn..Aminn..Yarabbal Alamin.

Semarang, 19 Februari 2017.

.

Komentar

Postingan Populer